UFC On FOX 3:
Diaz Vs Miller is in the book. Event ketiga dari kolaborasi tujuh tahun
antara UFC dan FOX ini memiliki warna yang sedikit berbeda dari dua acara
sebelumnya; UFC On FOX 3 tidak memiliki star
power sebanyak UFC On FOX 1 dan 2. Yang bertanding disini memang merupakan
petarung menengah keatas, namun tidak memiliki reputasi dan daya jual sebesar
petarung-petarung UFC On FOX 1 dan 2 semacam Junior Dos Santos atau Chael
Sonnen. Mungkin UFC sudah sadar dan tidak terlalu menandingkan bintang untuk disiarkan
secara cuma-cuma. Berikut ulasan saya akan pertandingan-pertandingan di UFC On
FOX 3:
Pat Barry vs Lavar Johnson
Event UFC On FOX
3 dibuka dengan pertandingan antara Pat Barry dan Lavar Johnson. Ketidak
konsistenan Barry terlihat sekali pada pertandingan ini. Setelah berhasil
memukul jatuh Johnson yang dilanjutkan oleh half
guard dan ground and pound, Barry
tidak bisa menyelesaikan Johnson. Ini dimanfaatkan oleh Johnson yang kemudian
melepaskan diri dari ground control
Barry dan menghajarnya dengan kombinasi pukulan yang dahsyat. Lavar Johnson
memenangkan pertandingan ini melalui TKO pada ronde pertama. Terus terang, Pat
Barry tidak seharusnya berada di UFC. Send
him to Strikeforce or elsewhere.
Rousimar Palhares vs Alan Belcher
Di MMA, banyak
cara untuk menang. Cara-cara tersebut harus dikuasai hingga tahap tertentu
untuk menciptakan keseimbangan kemampuan bertarung. Striking, clinch, takedown, ground control, ground and pound,
submission, defense, dan masih banyak lagi hal yang harus dikuasai secara
berimbang oleh petarung MMA. Kenapa keseimbangan itu penting? Karena kita tidak
bisa menebak secara persis reaksi lawan akan strategi permainan kita.
Seandainya kita melakukan strategi A, dan lawan mengantisipasinya dengan B,
maka kita harus menggunakan strategi B atau C untuk meng-counter-nya. Hari dimana petarung bisa mencapai puncak kompetisi
menggunakan satu strategi seperti Royce Gracie atau Mark Coleman telah
berakhir. Hibridasi dan penyempurnaan semua lini adalah yang terpenting saat
ini. Itulah mengapa petarung seperti Jon Jones bersinar dengan cerahnya di
tahun 2012. Karena ia memiliki tekhnik yang amat sangat mumpuni di semua lini. Namun
ironisnya, ini bukan kasus untuk Rousimar Palhares. Dalam pertandingannya
melawan Alan Belcher, Palhares menunjukkan strategi permainan satu dimensi dan
mudah ditebak. Semua orang tahu betapa mengerikannya kuncian kaki Palhares…tahu
dengan amat baiknya sehingga mereka tahu cara mengatasinya. Begitu lepas dari
kuncian kaki Palhares, Belcher mampu memposisikan dirinya ke posisi menghimpit
(mounted posision) dan menghajar Palhares dengan ground and pound brutal untuk
mendapat kemenangan TKO pada ronde pertama
Johny Hendricks vs Josh Koscheck
Untuk petarung
yang memiliki latar belakang gulat, pertandingan antara Johny Hendricks melawan
Josh Koscheck bukan merupakan pameran kemampuan bergulat keduanya. Malahan,
Hendricks melawan Koscheck merupakan ajang jual beli pukulan. Dalam pertandingan
ini Hendricks dan Koscheck menunjukkan
striking skill yang sangat bagus. Keduanya bertarung secara agresif dan
menarik. Baik Koscheck maupun Hendricks sama sekali tidak bermain hati-hati,
mereka bertarung dalam pertandingan yang ketat dan all-out. Namun dalam urusan stand-up
fighting, striking skills
Hendricks berada setingkat diatas Koscheck. Pukulan Hendricks begitu akurat,
cepat, dan bertubi-tubi dengan kombinasi yang bagus bagaikan senapan mesin.
Koscheck sendiri bukan striker yang jelek, sebagaimana yang ia tampilkan di
pertandingan ini, namun pukulan Koscheck nampak kurang akurat dan kurang banyak
dilancarkan. Ini terlihat juga dari total jumlah 91 pukulan yang didaratkan Hendricks
dibandingkan dengan 59 pukulan oleh Josh Koscheck. Wajah Koscheck berkali-kali
menjadi bulan-bulanan swing, jab, dan
uppercut Hendricks. Mata Koscheck
yang sempat cedera karena pertandingannya melawan GSP kembali bengkak dalam
pertandingan ini. Dalam sedikit sekali takedown
attempt yang terdapat di pertandingan ini, hanya satu yang berhasil masuk; takedown oleh Koscheck pada penghujung
ronde 3. Seandainya Koscheck mampu mengungguli Hendricks saat berada pada full guard, mungkin pertandingan ini
akan lain ceritanya. Namun seperti yang terjadi, hingga ronde tiga berakhir
Hendricks mampu bertahan dari posisi Koscheck yang lebih dominan. Di akhir
pertandingan Hendricks memenangi pertandingan yang sangat ketat ini melalui split decisions.
Nate Diaz Vs Jim Miller
Excellence of execution by Diaz! |
Kelakuan Diaz
bersaudara (terutama Nick) memang menyebalkan. Namun secara objektif, kita
tidak bisa menyangkal kemampuan bertarung keduanya. Sebagai yang kurang dikenal
dari Diaz bersaudara, Nate menunjukkan gaya bertarung yang tidak kalah sangar
dengan sang kakak. Dengan tubuh Nate Diaz yang tinggi dan jangkauan yang
panjang, sudah alamiah apabila Jim Miller berusaha untuk melakukan clich dan
takedown kepadanya untuk menetralisir keuntungan jaraknya. Namun, strategi
tersebut tidak berjalan seperti yang diharapkan karena di pertandingan ini Diaz
menunjukkan clinch defense dan clinch striking yang sangat bagus. Pada ronde 1
pertandingan menjadi milik Nate Diaz. Di ronde yang sama, hidung Miller
berdarah karena kombinasi jab Diaz.
Di ronde ini jua, Miller sempat memposisikan Diaz untuk kemudian memitingnya
dengan rear naked choke. Namun Diaz
berhasil melepaskan diri sebelum cekikan Miller masuk. Memasuki ronde kedua,
pertandingan semakin dimiliki oleh Diaz. Diaz memanfaatkan jangkauannya untuk
menghajar Miller yang Nampak kepayahan. Diaz juga beberapa kali mengejek Miller
untuk mempengaruhi emosinya. Dan strategi itu berhasil, entah karena panas atau
apa, Miller menaikkan tempo permainannya secara gegabah yang pada ujungnya
dimanfaatkan dengan baik oleh Diaz yang melancarkan pukulan-pukulannya kepada
Miller seperti yang terjadi saat flying
knee Miller meleset dan disambut oleh swing
Diaz. Pertandingan berakhir setelah Nate Diaz menarik Jim Miller kedalam pull guard, dan mencekiknya dengan single arm guillotine choke yang
kemudian diteruskan oleh versi dua tangan dari guillotine choke. Posisi tubuh Diaz yang berada diatas kepala
Miller saat mencekiknya dengan guillotine choke sangat tidak biasa. Menunjukkan
ground control dan penguasaan akan
Brazilian Jiu-Jitsu yang luar biasa. Miller akhirnya menyerah kalah kepada
Diaz. Keputusan yang bagus mengingat Miller tertangkap kedalam guillotine choke Diaz dengan lidah
tergigit. Siapa tahu apa kemungkinan terburuk baginya apabila dia keras kepala
saat itu. Bagi Jim Miller, ini adalah pertama kalinya ia kalah melalui
pemberhentian (TKO, KO, submission,
technical submission). Rekornya masih bagus, tapi mungkin dia akan
bertanding di papan tengah selama beberapa waktu kedepan. Bagi Nate Diaz, kemenangan
technical submission atas Jim Miller ini
memberikan posisi penantang utama Kejuaraan Kelas Ringan UFC kepadanya. Dia
akan bertanding melawan pemenang dari pertandingan ulang antara Benson
Henderson dan Frankie Edgar yang akan berlangsung musim panas ini, atau mungkin
harus mempertaruhkannya terlebih dahulu dengan Anthony Pettis. Who knows? Posisi penantang utama yang
didapatkan oleh Nate Diaz ini juga memiliki makna yang besar baginya dan nama
baik Diaz bersaudara. Dengan kemenangan dan posisi yang telah didapatkannya
ini, Diaz telah nyaris terlepas dari bayang-bayang sang kakak, Nick, yang
selama ini memiliki karir yang lebih cemerlang dan jauh lebih dikenal. Selain
itu, sportivitas yang ditunjukkan oleh Diaz kepada Miller setelah pertandingan
berakhir menunjukkan bahwa mungkin perilaku Diaz bersaudara tidak sejelek yang
dikira orang selama ini.
Overall, UFC On FOX 3 adalah stop-gap event yang bagus sebelum UFC
146 yang menampilkan main cards
khusus kelas berat. UFC On FOX 3 adalah event yang solid dan menampilkan aksi
yang cukup spektakuler (terutama Hendricks vs Koscheck dan Diaz vs Miller),
namun tidak begitu memorable seperti
2 UFC On FOX sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar