Ketika mendengar kata heavyweights dalam konteks combat sport, orang akan berpikir mengenai para raksasa bertarung secara all-out dengan sedikit strategi yang bisa membuat pertandingan menjadi membosankan. Pertandingan biasanya diwarnai oleh jual beli serangan dan KO highlights. And tell you what? These are what you'll get for see UFC 146.
Stefan Struve vs Lavar Johnson
Setelah memenangkan pertandingan melawan Pat Barry pada UFC On Fox 3 21 hari yang lalu, Lavar Johnson memasuki pertandingan pembuka UFC 146 ini dengan penuh rasa percaya diri. Namun kepercayaan dirinya itu nampaknya tidak berbanding lurus dengan kemampuan bertarung di dalam Octagon, setidaknya pada pertandingan ini. Meski sempat memojokkan Struve di dinding Octagon dengan clinch, Struve menarik Johnson kedalampull guard dan menguncinya dengan overhook armbar. Lavar Johnson menyerah begitu Struve memutar tubuhnya karena putaran tersebut membuat lengan Johnson terkilir. Pertandingan ini selesai dalam waktu kurang dari 2 menit.
Shane del Rosario vs Stipe Miocic
Ronde pertama dari pertandingan kedua diwarnai oleh jual beli striking antara dua petarung muda yang saat itu belum terkalahkan. Meski sama-sama mengandalkan striking, del Rosario dan Miocic memiliki tipe striking yang sedikit berbeda; jika del Rosario mengandalkan power strike yang berpotensi untuk mencederai lawan dengan satu pukulan, Miocic merupakan striker yang mengandalkan kombinasi serangan untuk menekan dan menciptakan celah dalam pertahanan lawan. Di ronde pertama del Rosario berkali-kali melancarkan tendangan ke pinggang dan straight kiri andalannya ke wajah Miocic. Tidak mau kalah, Miocic melancarkan rentetan pukulan dan tendangan ke del Rosario. Meski keduanya nampak seimbang, dan Miocic sempat melancarkan satu slam takedown, namun pada 5 menit pertama del Rosario adalah petarung yang lebih baik. Beberapa kali serangannya membuat Stipe Miocic kehilangan keseimbangan. Namun memasuki ronde kedua situasi berbalik drastis. Miocic mendominasi del Rosario dengan kombinasi serangan yang kuat lalu kemudian menjatuhkannya melalui sebuah single leg takedown. Setelah menjadikan del Rosario bulan-bulanan lewat serangan sikutnya yang brutal, diperparah dengan ground defense del Rosario yang nampak payah, Stipe Miocic memenangkan pertandingan penuh darah (darah del Rosario) yang sangat menarik untuk ditonton ini melalui technical knockout. 9-0 untuk Stipe Miocic, 11-1 untuk Shane del Rosario
Roy Nelson vs Dave Herman
Orang berhak untuk berpendapat tentang Roy Nelson, namun sepertinya opini negatif yang tidak objektif sebaiknya disimpan terlebih dahulu sampai pertandingan berikutnya karena pada pertandingan ini Roy Nelson nampak sangat impresif. Dalam waktu 51 detik di ronde pertama ia berhasil meng-KO Dave Herman melalui satu haymaker ke rahang Herman. Kekuatan pukulan Nelson terlihat dari tubuh Herman yang terduduk dan berputar 180 derajat setelah dihantam oleh Big Country. Selain ketahanannya yang luar biasa ada satu hal lagi yang tidak bisa dipungkiri dari Nelson: kekuatan pukulannya. Selalu menyenangkan rasanya saat kita melihat pertandingan berakhir dengan satu serangan. Ketika hal tersebut dilakukan oleh seorang petarung kelas berat, kesenangan akan bertambah dua kali lipat. Karena memang itu kekuatan yang semestinya dimiliki oleh petarung kelas berat elit di UFC.
Cain velasquez vs Antonio “Bigfoot” Silva
Banyak kesamaan yang muncul ketika Bigfoot dipromosikan untuk membintangi co-main event melawan Cain Velasquez. Keduanya adalah penghancur bintang; Velasquez membantai Brock Lesnar layaknya seorang penjagal menghabisi seekor babi pada ronde pertama, Bigfoot menghancurkan apa yang tersisa dari aura mistis seorang Fedor Emilianenko . Pada pertandingan terakhir masing-masing, keduanya dikalahkan secara dominan oleh seorang Junior Dos Santos dan Daniel Cormier yang sekarang menjadi penguasa kelas berat di UFC dan Strikeforce. Bagi Velasquez, kemenangan di pertandingan ini adalah penebusan dosa atas kekalahan memalukan dari Junior Dos Santos pada UFC On FOX sekaligus kesempatan emas untuk menempatkan dirinya di peta persaingan divisi kelas berat UFC. Bagi Bigfoot, ini adalah kesempatan kedua dan pembuktian bahwa dirinya memang pantas berada di liga elit dunia yaitu UFC setelah disishkan secara telak oleh Daniel Cormier, sang pemain cadangan, pada Strikeforce Heavyweight Grand Prix.
Kalau ada sesuatu yang diajarkan oleh mitos sejak Februari adalah tren dimana petarung dengan keunggulan jangkauan signifikanlah yang memenangkan pertandingan. Benson Henderson, Jon Jones, Nate Diaz, dan Stefan Struve; semua memiliki keunggulan jangkauan yang signifikan dibanding lawan-lawannya. Lalu, apakah mitos kontemporer itu berlaku di pertandingan antara Velasquez melawan Bigfoot? Sama sekali tidak. Velasquez mendominasi Bigfoot setelah dia menjatuhkan Bigfoot melalui single leg takedown. Apa yang terjadi adalah penjagalan penuh darah yang lebih mengerikan dari Velasquez vs Lesnar. Bigfoot diperlakukan seperti bayi pada pertandingan ini, sama sekali tidak ada perlawanan dari sang raksasa melawan ground offense dan stamina Velasquez yang sangat luar biasa. Ground offense, pressure, dan stamina Velasquez yang luar biasa melawan ground defense Bigfoot yang payah (cukup mengejutkan apabila kita membandingkan ground defense Bigfoot pada pertandingan ini dengan pertandingan-pertandingan terdahulunya). Hasilnya tidak susah ditebak. Sebuah pernyataan telah dibuat pada malam 26 Mei 2012 waktu Amerika Serikat: Cain Velasquez is back on track.
Frank Mir vs Junior Dos Santos
Terus terang kekecewaan yang tidak ringan melanda diri saya ketika Alistair Overeem mendapat sanksi berupa larangan bertanding selama 9 bulan sampai dengan Desember 2012 karena kasus level testosteron oleh Komisi Atletik Negara Bagian Nevada. Setelah Frank Mir dipilih untuk menjadi penggantinya, saya tidak bisa menahan diri untuk tidak merasa skeptis akan peluang sang veteran. Memang Mir memiliki ground game yang jauh lebih bagus ketimbang dan variasi striking yang lebih variatif ketimbang Dos Santos, namun aura Dewa pukulan Dos Santos ini sama seperti saat Royce Gracie merajalela di hari-hari pertama UFC. Memang sejauh ini dia hanya punya satu strategi permainan namun, laksana Dewa dalam mitologi, dia laksana kebal dengan bersenjatakan satu kemampuan yang maha dahsyat. Secara strategis, peluang terbesar Mir untuk memenangkan pertandingan ini adalah dengan mengajak Dos Santos bergulat di bawah. Namun, apakah hal tersebut mungkin untuk diterapkan? Tentu saja ya, tidak ada petarung MMA yang berdiri untuk selamanya. Tapi keruntuhan hegemoni Junior Dos Santos tidak terjadi sekarang. Upaya Mir untuk menjatuhkan Dos Santos tidak berjalan. Dos Santos memaksa Mir untuk melakukan stand-up fighting yang terlihat sangat timpang. Meskipun keduanya bermain secara hati-hati, Mir terlihat tidak berdaya disini. Selain sering tidak mengenai tubuh sang juara, serangan Mir tidak mempengaruhi Junior Dos Santos. Pada ronde pertama swing kanan sang Juara menghantam bagian samping wajah Mir dan membuatnya sempoyongan. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Dos Santos yang menghajar Mir dengan kombinasi pukulan. Meski tidak berhasil memecah pertahanan Mir, Dos Santos memojokkan Mir ke dinding Octagon. Mujur Mir berhasil selamat melalui ronde pertama yang sangat berat sebelah ini. Sebagai tambahan, Dos Santos nampak ingin menggarisbawahi kemampuan bertinjunya. Tidak sekalipun ia melakukan tendangan, takedown, atau clinch kepada Mir. Kombinasi bertinju Dos Santos; gabungan kombinasi power punch dahsyat ke wajah dan abdomen, yang dilancarkan ke Mir menjadi suatu pernyataan akan aura kedewaan yang ada pada diri sang juara.
Memasuki ronde kedua, tempo permainan permainan tidak terlalu banyak berubah. Dos Santos tidak melakukan pembantaian sepihak seperti yang dilakukannya sangat menghadapi Roy Nelson, Mir tetap tidak melakukan serangan yang berarti. Turning point pertandingan ini terjadi saat satu pukulan dari Dos Santos menghantam sisi wajah Mir dan menjatuhkannya. Mir memang tidak selesai disitu, namun pola permainannya menjadi benar-benar kacau. Pukulan tadi pasti berdampak besar pada isi kepalanya, dan yang lebih mengesankan; Dos Santos tidak bergumul dengan Mir, tahu akan kehebatan ground game Mir, dan berkata "get up" kepada lawannya yang sedang sangat kepayahan. Talk about insult to injury. Tidak lama kemudian sebuah straight kanan mengenai mata kanan Mir. Yang terjadi selanjutnya adalah ground and pound, dan insult to injury hammerfist yang mengakhiri pertandingan dengan untuk kemenangan Junior Dos Santos.
Do we all surprised? Guess not. Sudah jadi rahasia umum bahwa kemungkinan Mir untuk melakukan stand up fighting dengan Dos Santos adalah tipis ke tidak ada. Dengan kemenangannya atas Mir, Dos Santos menambah daftar petarung heavyweight elit yang sudah takluk oleh kedua tangannya yang sangat eksplosif. Mengomentari ke-satu-dimensian Rousimar Palhares pada pertandingannya melawan Alan Belcher di UFC On FOX 3, hal yang sama juga berlaku bagi sang juara kelas berat. Junior Dos Santos tidak mungkin hanya mengandalkan kemampuan bertinju dan kedigdayaan pukulannya untuk bertahan di ranah MMA yang selalu berkembang ini. Namun hingga saat ini kemampuan bertinju dan kedigdayaan pukulan Cigano, ditambah dengan takedown defense yang mumpuni, mampu membawanya ke strata tertinggi divisi terberat UFC. There's more in MMA than just boxing, but there's no one who can take the heavyweight title from Junior Dos Santos for now. Mungkin akan tiba saatnya dimana petarung yang lebih komplit dari Junior Dos Santos akan mengambil sabuk emas darinya, namun entah kapan hari dimana hal tersebut akan terjadi. Yang jelas bukan saat ini, dimana kedewaan Dos Santos membawanya ke puncak rantai makanan divisi kelas berat UFC dan memberi harapan kepada banyak sekali bocah yang terlahir kurang beruntung di favela termasuk Breno Do Carvalho, bocah 9 tahun, yang untuk pertama kalinya naik pesawat, melakukan perjalanan ke luar negeri, dan menyaksikan temannya mempertahankan gelar kelas berat UFC.
Kesimpulan
Overall, UFC 146 adalah event mma yang sangat menarik dan melebihi ekspektasi saya akan bagaimana event ini bakal terjadi. Memang beberapa pertandingan menjadi tidak semenarik seharusnya setelah Alistair Overeem diskors, namun mereka tetap tidak mengecewakan. Para pemenang tidak bertarung secara membosankan, dan kemenangan mereka akan menjadi bahan perbincangan sampai beberapa waktu kedepan.